Senin, 06 Juni 2016

Kutipan Tentang Rasa


Kalau urusan perasaan, perempuan itu lebih mudah berisyarat daripada berkata-kata. Harusnya kamu tau itu. Perempuan dilindungi Tuhan dengan rasa malu, apalagi untuk hal yang berhubungan dengan perasaan.
~ Nazrul Anwar

Menunggu itu bukan hanya masalah waktu, tapi juga tentang perasaan. Bukan waktunya yang lama, tapi rasanya yang lama. Dan sebagian perasaan, memang seringkali merepotkan.
~ Nazrul Anwar

Harusnya semua laki-laki di muka bumi ini mengerti betapa mahlnya harga sebuah kepastian. Apalagi bagi makhluk yang bernama perempuan. Kepastian tidak sesederhana iya atau tidak. Dalam bahasa keputusan, kepastian adalah salah satu sinonim dari keberanian.
~ Nazrul Anwar

Tidak ada cara terbaik untuk menghadapi ketidakpastian, selain dengan memastikannya.
~ Nazrul Anwar

Setelah jatuh, aku memilih jauh.
Menjauh, untuk menjaga.
~ Azhar Nurun Ala

Adakah yang lebih menyedihkan dari kepergian tanpa pesan?
Adakah yang lebih menyesakkan dari perpisahan tanpa lambai tangan?
Adakah jatuh cinta yang salah, atau hati yang tak siap?
~ Azhar Nurun Ala

Harusnya aku sadar, cinta tak mungkin selamanya menunggu. Ia bisa kadaluarsa bila tak diperlakukan sebagaimana mestinya.
~ Azhar Nurun Ala

Kali ini, biarkan aku bicara langsung pada jiwamu. Tanpa sekat, tanpa tedeng, tanpa border. Untuk menanyakan apa-apa yang khawatir telah kusalahartikan. Tentang siapa merindukan siapa. Tentang siapa mengharapkan apa. Adakah kata 'saling' terkandung? Atau, adakah hukum aksi-reaksi berlaku disana?
Aku perlu tau, tapi aku tak butuh mulutmu berkata-kata. Hanya ingin jiwamu yang bercerita.
Ya, aku perlu tau. Meski tak selamanya pengetahuan membuatku nyaman.
Aku hanya takut salah.
~ Azhar Nurun Ala

Kita semakin jauh. Dan itu membuatku semakin aman.
~ Kurniawan Gunadi

Semakin kesini, semakin merasa tidak pantas. Hendak mundur merasa sayang, hendak maju merasa malu.
~ Kurniawan Gunadi

Pasangan hidup itu jalan, tujuannya Allah.
~ Kurniawan Gunadi

Kesendirian memang tak menghapus kesedihan. Tapi setiap kesedihan memerlukan kesendirian.
~ Ahimsa Azaleav

Aku sudah memutuskan untuk benar-benar melepaskan. Ah, bukan saja melepaskan. Aku membabat habis setiap rindu yang berusaha tumbuh, menyudahi ceracauan-ceracauan pada bulan atau angin, menutup semua cerita tentang kamu, memutuskan untuk tak lagi menuliskan apapun huruf tentang kamu.
Cerita kita yang amat menyakitkan itu membuatku banyak belajar hakikat cinta dan memiliki. Hakikat cinta adalah milik-Nya. Aku memilih mendekat pada-Nya. Melupakanmu. Benar, tak ada satupun yang bisa melepaskan kecenderungan hati akan sesuatu selain membuat kecenderungan yang lain. Dan aku memilih untuk mencenderungkan hatiku pada-Nya.
~ Ahimsa Azaleav

Karena terkadang rumah bukanlah sebuah tempat, tetapi seseorang. Tempat untuk kembali setelah jauh berjalan. Dan pulang, bukan lagi menjadi tujuan. Tapi lebih kepada pertemuan. Saat menemukanmu, aku merasa pulang.
~ Aldilla Dharma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar