Rabu, 17 Agustus 2016

Aku, Kau dan Jodohku



Selamat tinggal, kepada kau yang pernah mampir di hatiku. Maaf, ya. Aku tidak mau berbasa basi dengan berkata, 'semoga bisa bertemu lagi'. Tidak. Sebab nyatanya, aku memang tak ingin berjumpa lagi denganmu. Aku tidak ingin ada nostalgia jika kita saling menyapa. Setelah aku bertemu dengan jodohku, cerita kita sudah mati. Dan kenangan-nya sudah kukubur di tanah antah barantah. Sehingga, tak akan pernah kuziarahi lagi. Sungguh tak akan.

Bukan. Bukan karena aku membencimu. Sebab setelah kita saling melambai tangan, aku dan kau sudah sepakat untuk saling memaafkan, bukan? Tidak ada dendam, amarah, apalagi benci. Tidak ada. Aku hanya sedang ingin memantapkan hati, untuk dia yang dipilihkan oleh Allah.

Maaf ketika kita sudah saling memunggungi, berpisah, aku tak lagi menoleh, ya. Kau tahu kenapa? Karena sungguh tak ada lagi kesempatan yang akan kuberi, setelah jutaan kali aku menawarkan-nya kepadamu. Aku tidak ingin sayatan di jiwa ini semakin banyak. Lagipula jodohku adalah amanah dari Allah. Maka aku, tak ingin menghianatinya.

Tidak. Aku tidak sedang memutus silaturahim denganmu. Sebab sepemahamanku, silah artinya ikatan, rahim maknanya darah yang tersambung semisal saudara, karib, atau keluarga dekat lain-nya. Dan kau siapa? Jadi tidak haram jika aku memutus hubungan di antara kita, sepanjang alasan-nya untuk menjaga diri. Sekali lagi duhai, aku ingin menjaga hati agar perasaan ini hanya tumpah pada jodohku seorang. Tidak kepadamu.

Aku sudah lelah mengetuk pintu hatimu, namun kau tak sudi membuka. Aku sudah payah mengejarmu, tapi kau tak mau berhenti. Bahkan, aku sudah letih menyapa, sedang kau tak berkenan menyahut. Dan aku akan mengemis terus menerus sampai tua, begitu? Oh tidak. Tidak. Aku tidak ingin menghabiskan sisa usia di penjara perasaan. Aku ingin lepas. Aku ingin bebas. Aku ingin merasakan manisnya dicintai, setelah bosan mencicipi pahitnya mencintai.

Ya ya yaaa... aku memang tidak akan bisa melupakan-mu. Namun bagiku, melepaskan bukan tentang bisa tidaknya melupakan. Melepaskan adalah tentang sebuah pilihan. Dan kau tahu? Yaps. Aku sudah putuskan untuk memilih bahagia.

Untuk kesekian kalinya, maafkan jika seba'da pisah tak ada kabar dariku, ya. Kau ingin tahu kenapa? Sebab pastinya aku akan sibuk. Sibuk? Iya, aku akan sangat sibuk mencintai jodohku. Sepenuhnya. Jadi bagiku, sorry, tak akan pernah ada waktu untuk sekedar memikirkanmu. Sungguh tak akan. Sedetik pun.

ー Abby A. Izzuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar